Mazmur 1:1 – 6
1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. 4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. 5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; 6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Pasti semua kita ingin berbahagia, bukan? Orang Batak mengatakan, kebahagiaan hidup tercapai bila sudah memiliki 3 H, yaitu hagabeon (banyak keturunan), hamoraon (kaya raya) dan hasangapon (mulia, terhormat). Tetapi sebenarnya, berbahagia, itulah kualitas hidup tertinggi yang bisa dicapai manusia. Yaitu hidup yang penuh sukacita dalam segala kondisi dan situasi, mampu mencukupkan diri secara material dan spiritual.
Bagaimana memperolehnya? Resepnya diberikan pasal pertama Mazmur ini (Ay. 1a). Pertama, kita akan berbahagia bila kita tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, orang berdosa dan pencemooh (Ay.1b). Mereka adalah yang membuat dosa menjadi kebiasaan dan kenikmatannya. Mereka sudah lupa bagaimana hidup tidak berdosa. Mereka pasti tidak berbahagia. Dan bila kita tidak bergaul dengan mereka, kita akan berbahagia.
Tetapi tidak cukup dengan itu. Yang kedua: Agar berbahagia, kita harus membuat Firman Tuhan menjadi kesukaan, selalu ingin membacanya seperti orang yang ingin makan karena sangat kelaparan. Sesudah itu, mau merenungkannya siang dan malam (Ay.2), membatinkan Firman itu sehingga terwujud, nampak dalam perbuatan dan tindakan nyata. Itulah cara hidup orang benar. Dan mereka inilah yang akan berbahagia.
Bagaimanakah hidup bahagia itu? Di ayat 3 dikatakan, “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil”. Tuhan Yesus di Yohanes 15 mengatakan, seperti ranting yang tetap melekat dengan Pohon Kehidupan. Mereka selalu berhasil. Walaupun mengalami “musim kering kehidupan” akibat penderitaan, mereka tidak akan layu tetapi tetap kuat dan bersemangat. Seperti kita baca di syair BE. no. 248, 1-2. Mengapa? Karena Firman Tuhan akan segera memberinya kesegaran, dan kesuburan. Mereka tidak pernah gagal tumbuh atau gagal panen, tetapi tetap berhasil, segar dan berbuah lebat oleh penyertaan Tuhan. Tetapi sebaliknya, orang jahat akan menuju kebinasaan. Saudara ingin berbahagia? Turutilah Firman ini.
Doa :
Ya Tuhan, kami mau hidup dengan benar dan membuat FirmanMu menjadi kesukaan kami sehingga kami berbahagia. Amin. (STPS)